BASILIKA DI CATHOLIC UNIVERSITY OF AMERICA, WASHINGTON DC
Pengantar Singkat
Dalam kuliah tentang surat-surat Paulus tadi (pada tanggal 07 Februari 2019) saya berbicara tentang Pantheon di Tesalonika, salah satu kota yang pernah didatangi oleh Paulus sebagai Back-packer sejati, karena atau demi Yesus Kristus. Pantheon (Pan-theos, perkumpulan dewa-dewa) itu sendiri adalah sebuah kuil di mana di dalamnya ada banyak patung dewa yang menjadi sesembahan para warga kota yang bersangkutan, dalam hal ini ialah warga Tesalonika. Saat saya menyinggung tentang Pantheon itu saya tiba-tiba teringat akan Basilika Santa Perawan Maria, yang berdiri megah dan sangat indah di tengah kampus raksasa Catholic University of America di Washington DC.
Apa hubungan pantheon dengan Basilika itu? Sebenarnya sesuatu yang sederhana saja. Saya bayangkan dalam sebuah pantheon itu ada banyak patung para dewa masing-masing dengan namanya. Para warga kota datang ke Pantheon itu dan mencari patung dewa yang menjadi favorit pribadinya untuk melakukan semacam upacara penyembahan. Nah, di dalam Basilika di CUA itu, sebagaimana akan saya beberkan secara singkat di bawah ini, ada banyak juga kapel-kapel devosional. Dan para pengunjung yang datang bebas untuk memilih di kapel mana ia mau berdoa dan berdevosi menurut kebutuhan dan situasi hati mereka masing-masing.
Sandwich Program di GU
Pada tahun 2014, selama satu semester (empat bulanan) saya pernah tinggal selama empat bulanan di sana untuk melaksanakan sandwich program di Georgetown University, Universitas Kenamaan, milik para Romo Yesuit yang sudah berdiri sejak abad kedelapanbelas itu. Program Sandwich itu sendiri adalah bagian utuh dari Program Studi S3 saya di ICRS-Yogya (Indonesian Consortium for Religious Studies, sebuah konsorsium tidak universitas yang terdiri atas Universitas Gadjah Mata, Universitas Kristen Satya Wacana, Universitas Sunan Kalijaga, dan berbasis di UGM semuanya).
Puji Tuhan, saya mendapat sponsor dari sebuah lembaga dari Amerika yang mendukung saya untuk melaksanakan program tersebut selama satu semester. Pada saat itu saya menumpang sebagai mahasiswa peneliti indekost di rumah seorang staf kedubes Indonesia di Washington, di Maryland. Setiap hari saya naik kereta api bawah tanah menuju Washington DC. Nah, p
ada kesempatan tinggal di sana, saya sempat lima atau enam kali datang mengunjungi Basilika tersebut. Memang tempat itu sangat pantas untuk didatangi, sebab tempat itu sangat indah dan mengagumkan.
Info Singkat Interior Basilika
Pada kesempatan ini saya hanya mau memberi informasi sekilas tentang Basilika agung itu. Basilika itu terdiri atas dua lantai. Lantai atas adalah lantai utama. Di sana ada gedung utama gereja dengan ukuran tinggi ruang dalam yang sangat tinggi. Di pinggir ruang tengah utama tersebut ada banyak kapel-kapel devosional yang berukuran lebih kecil. Misalnya, ada kapel yang dibaktikan kepada Hati Kudus Yesus, ataupun kapel yang dibaktikan kepada Bunda Maria, maupun santo-santa yang dengan satu dan lain cara punya hubungan dengan Basilika itu, maupun hubungan dengan sejarah kekatolikan Amerika. Nah, di kapel-kapel itulah ada banyak turis Katolik yang sedang khusyuk berdoa ataupun berdevosi.
Misalnya ada kapel yang menyimpan replica dari Bunda Maria dari Lourdes (Perancis). Ada juga replica dari patung santa Maria dari Guadaluppe. Tidak lupa ada juga patung santa Maria dari Bunda La Vang, dari Vietnam itu.
Bunda La Vang, Bunda Sendangsono?
Saat kunjungan saya pertama ke sana, saya merasa terdorong untuk mencari barangkali ada replica Patung Bunda Maria dari Sendangsono dari Indonesia yang sangat historik dan juga sangat terkenal, paling tidak di kalangan orang-orang Katolik di Indonesia. Tetapi sayangnya hal yang saya cari itu tidak saya temukan. Ternyata memang tidak mudah untuk bisa menempatkan sebuah replica kenangan tertentu, karena biayanya sangat mahal. Harus ada sponnsor. Bunda dari La Vang Vietnam misalnya, bisa masuk dan bertahta di dalam Basilika itu karena memang disponsori oleh migran-migran Vietnam yang kebanyakan sudah sukses hidupnya di Amerika sana.
Mereka ini mensponsori upaya dan niat baik umat Katolik Vietnam diaspora untuk mempersembahkan salah satu ruang Kapel devosi itu kepada sang Bunda Maria dari La Vang. Bunda Maria dari La Vang itu sendiri memang sangat terkenal dalam dunia Kekatolikan di Vietnam dan karena itu juga mempunyai kenangan yang sangat khusus juga di kalangan orang-orang Katolik Vietnam di perantauan, khususnya di Amerika. Bunda Maria dari La Vang itu sendiri berurat berakar kuat juga dalam legenda asli kerakyatan di Vietnam yang aslinya kental bernuansa Buddhistik itu.
Sebuah Harapan
Dalam hati kecil saya berdoa dan berharap semoga pada suatu saat kelak ada orang kaya dari Indonesia yang katolik, yang bersedia menjadi sponsor dari upaya ke arah itu (membawa dan menempatkan replica patung Bunda Maria Sendangsono untuk ditempatkan di sana, walaupun tentu saja hal itu tidak serba mudah). Semoga harapan ini pada suatu saat akan bisa terwujud. Endah kapan.
Bandung, 17 Juli 2022 (ditulis berdasarkan Buku Harian, 07 Februari 2019).
Fransiskus Borgias.
Komentar
Posting Komentar